SELAMAT DATANG

Bagian dari sebuah usaha untuk menjadikan apa yang kita miliki dapat bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri.

Kamis, 07 Juni 2012

Peran Keluarga Terhadap Proses Penyembuhan Pasien Ganggguan Jiwa

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Krisis multi dimensi telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia termasuk Indonesia, krisis ekonomi, politik, sosial,  budaya, agama, ras, kepercayaan dan sebagainya tidak saja akan menjadikan masyarakat dengan potensi gangguan fisik berupa gangguan gizi, terserang berbagai penyakit infeksi dan sebagainya tetapi juga dengan potensi penyakit psikis berupa stress berat, depresi, skizoprenia dan sejumlah problem sosial dan spiritual lainnya.
Kecenderungan meningkatnya angka gangguan mental atau psikis di kalangan masyarakat saat ini dan akan datang, akan terus menjadi masalah sekaligus tantangan bagi tenaga kesehatan khususnya komunitas profesi psikologi dan keperawatan ( Rasmun, S. 2001)
Hasil Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga (SKMRT) tahun 1995 menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa pada penduduk rumah tangga dewasa di Indonesia, yaitu 185 kasus per 1.000 penduduk. Hasil SKMRT juga menyebutkan, gangguan mental emosional pada usia 15 tahun ke atas mencapai 140 kasus per 1.000 penduduk, sedangkan, pada rentang usia 5-14 tahun ditemukan 104 kasus per 1.000 penduduk. ( Atika Walujani,2007)
Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa gangguan mental disebabkan karena adanya gangguan oleh apa yang disebut ”roh jahat” yang telah merasuki jiwa, sehingga seseorang yang mengalami gangguan mental psikiatri harus diasingkan atau dikucilkan dan dipasung karena dianggap sebagai aib bagi keluarga. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri, karena fenomena yang terjadi memang merupakan gambaran nyata bagi sebagian besar masyarakat, hal tersebut disebabkan karena sebagian besar masyarakat Indonesia taraf pendidikannya masih rendah.
Berbagai bentuk kesalahan sikap masyarakat dalam merespon kehadiran penderita gangguan jiwa terjadi akibat konstruksi pola berpikir yang salah akibat ketidaktahuan publik. Terdapat logika yang salah di masyarakat, kondisi mispersepsi tersebut selanjutnya berujung pada tindakan yang tidak membantu percepatan kesembuhan si penderita. Masyarakat cenderung menganggap orang dengan kelainan mental sebagai sampah social. ( Tarjum, 2007 )
Bertambahnya penyandang masalah gangguan mental juga disebabkan belum maksimalnya perawat dan psikolog dalam merencanakan intervensi penyakit dengan mengikutsertakan keluarga pada setiap upaya penyembuhan.  Kesenjangan ini mengakibatkan angka kekambuhan yang cukup tinggi, seringkali klien yang sudah dipulangkan kepada keluarganya beberapa hari, kemudian kambuh lagi dengan masalah yang sama atau bahkan lebih berat. Tidak sedikit juga keluarga yang menolak kehadiran klien kembali bersamanya. (Rasmun. 2004)
Data yang di himpun oleh peneliti mengenai jumlah pasien yang datang memeriksakan diri di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara. Diperoleh data sebagai berikut : pada tahun 2011 terdapat 5041 orang penderita gangguan jiwa yang terdiri dari 2732 (54.2 %) laki-laki dan 2301 (45.6 %) perempuan. Pada bulan desember 2011 terdapat 434 orang penderita gangguan jiwa yang datang memeriksakan diri di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara atau 108 orang dalam setiap minggunya.
Fungsi keluarga ketika dihadapkan pada persoalan-persoalan gejala-gejala kejiwaan atau sakit jiwa yang dihadapi oleh salah satu anggota keluarganya, tidak hanya berbentuk affection, security and acceptance, identity and satisfaction,  affiliation and companionship, socialization dan controls, tetapi merupakan medan kontrol yang memberikan dan berkontribusi terhadap derajat sehat atau sakitnya anggota keluarga yang lain terhadap persoalan fisik, psikis, sosial atau spiritual yang dihadapi, terlebih ketika dia menghadapi persoalan gangguan kejiwaan yang bersifat patologis.
Dari penjabaran di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran Keluarga Terhadap Proses Penyembuhan Pasien Ganggguan Jiwa di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Dr. Suprapto Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara”.


B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu: “bagaimana peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara ?”
C.  TUJUAN PENELITIAN
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.
2.    Tujuan Khusus
a.     Untuk mengetahui peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan peran keluarga sebagai pendidik.
b.    Untuk mengetahui peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan peran keluarga sebagai pengambil keputusan.
c.     Untuk mengetahui peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan peran keluarga sebagai perawat.
d.    Untuk mengetahui peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan peran keluarga sebagai pengubah lingkungan.
e.     Untuk mengetahui peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan peran keluarga sebagai penghubung.
D.  MANFAAT PENELITIAN
Peneliti berharap setelah melakukan penelitian dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :
1.      Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak Rumah Sakit Jiwa Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara khususnya Ruang Poli Rawat Jalan  dalam memberdayakan keluarga pasien gangguan jiwa sebagai salah satu faktor pendukung dalam proses penyembuhan.
2.      Dapat dijadikan sumber informasi atau bahan bacaan bagi mahasiswa  STIKES AMANAH MAKASAR untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa.
3.      Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti dalam hal mengenai peran keluarga terhadap proses penyembuhan pasien ganggguan jiwa.
4.      Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi profesi keperawatan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan dapat dijadikan referensi bagi para peneliti selanjutnya.