BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
MOTIVASI KERJA
Suprihanto mengungkapkan motivasi kerja merupakan kompleks dari dari
organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda
satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara
biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang
berbeda pula (dalam http://dspace.widyatama.ac.id/ bitstream /handle/10364/538/p0010.pdf?sequence=1).
1. Pengertian
Motivasi Kerja
Untuk mempermudah pengalaman motivasi kerja, dibawah ini dikemukakan
motif, motivasi, dan motivasi kerja. Motiv adalah sesuatu yang merupakan alasan
mengapa seseorang memulai tindakannya. Motivasi adalah suatu set atau kumpulan
perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu
cara yang diharapkan kepada tujuan spesifik tertentu (specific goal directed
way). Motivasi adalah menunjukan arah tertentu kepada seseorang atau sekelompok
orang dan mengambil langkah yang perlu
untuk memastikan mereka sampai ke tujuan (santoso soeroso, 2002:69). M. As’ad
mengemukakan bahwa bekerja adalah suatu
bentuk aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan. aktivitas ini
melibatkan baik fisik maupun mental (Dalam Nursalam, 2002:96). Pendapat dari
Gilmer bahwa bekerja itu merupakan proses fisik maupun mental manusia dalam
mencapai tujuan.
Bedasarkan pendapat
parah ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu dorongan
kebutuhan dalam diri pegawai atau perawat yang perlu dipenuhi agar pegawai
tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motifasi
adalah kondisi yang menggerakan pegawai
agar mencapai tujuan dari motifnya. Sedangkan motifasi dikatakan sebagai
energy untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive orousal). Dalam
hubungannya dengan lingkungan kerja, Mangkunegara mengemukakan bahwa, motifasi
kerja didefenisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan perilaku kerja (dalam Nursalam,
2002:97).
2.
Teori Motifasi Kerja
Ada bebera beberapa
teori tentang motivasi yaitu :
a.
Teori
Kebutuhan
Teori kebutuhan
menfokuskan pada yang dibutuhkan orang untuk hidup berkecukupan. Dalam
prakteknya, teori kebutuhan berhubungan dengan bagian pekerjaan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan seperti itu.
Menurut teori
kebutuhan, seseorang mempunyai motivasi kalau dia belum mencapai tingkat
kepuasan tertentu dalam kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan bukan
lagi menjadi motivator.
Yang dimaksu dalam teori kebutuhan adalah:
1)
Teori
hirarki kebutuhan Maslow
Dikembangkan oleh Abraham maslow, dimana dia memandang manusia sebagai
hirarki limah macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan sosialisasi (cinta dan kasih sayang), kebutuhan ego
(penghargaan), dan yang paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Menurut
Maslow, individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang paling menonjol
atau paling kuat bagi mereka pada waktu tertentu.
2)
Teori ERG
Teori ERG adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan tentang eksitensi (Existence, kebutuhan mendasar
dari Maslow), kebutuhan keterkaitan (Relatedness, kebutuhan hubungan antar
pribadi) dan kebutuhan pertumbuhan (Growth, kebutuhan akan kreativitas prebadi,
atau pengaruh produktiv).
Teori ERG menyatakan bahwa kalau kebutuhan yang lebih tinggi mengalami
kekecewaan, kebutuhan yang lebih randeh akan kembali, walaupun sudah
terpuaskan.
3)
Teori tiga
macam kebutuhan
John. W. Atkinson, mengusulkan ada tiga macam dorongan mendasar dalam
diri orang yang termotivasi, kebutuhan untuk mencapai prestasi (need for
achivement), kebutuhan kekuatan (need of power), dan kebutuhan untuk
berafiliasi atau berhubungan dekat dengan orang lain.
Penelitian Mc Clelland juga mengatakan bahwa menanger dapat sampai
tingkat tertentu, menaikan kebutuhan untuk berprestasi dari kariawan dengan
menciptakan lingkungan kerja yang memadai.
4)
Teori
motivasi dua factor
Dikembangkan oleh Frederick Harzberg dimana Harzberg meyakini bahwa
karyawan dapat dimotifasi oleh pekerjaan sendiri dan di dalamnya terdapat
kepentingan yang disesuaikan dengan tujuan organisasi. Dari penelitiannya,
Harzberg menyimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja dan kepuasan kerja dalam
bekerja muncul dari dua set factor yang terpisa.
Factor-faktor penyebab ketidakpuasan temaksud dalam : gaji, kondisi
kerja dan kebijakan perusaan semua mempengaruhi konteks tempat pekerjaan
dilakukan. Factor yang paling penting adalah kebijakan perusahaan, yang dinilai oleh banyak orang
sebagai penyebab utama ketidakefisiennan dan ketidakefektifan. Penilaian
positif untuk factor-faktor ini tidak menyebabkan kepuasan kerja tetapi hanya
sampai hilangnya ketidakpuasan. Secara lengkap, factor-faktor yang membuat
ketidakpuasan yang amat sangat adalah: kebijakan perusahaan dan administrasi,
supervise, hubungan dangan supervisor, kondisi kerja, hubungan dengan rekan
sejawat, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status dan keamanan.
Factor penyebab kepuasan (factor yang memotivasi) termaksud prestasi,
pengakuan, tanggung jawab dan kemajuan, semuanya berkaitan dengan isi pekerjaan
dan imbalan prestasi kerja. Factor-faktor yang membuat kepuasan yang amat
sangat adalah: berprestasi, pengakuan, bekerja sendiri, tanggung jawab, kemajuan
dalam pekerjaan, dan pertumbuhan.
b.
Teori
keadilan
Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa factor utama dalam
motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yang
diterima. Individu atau termotivasi kalau mereka mengalami kepuasan dan mereka
terima dari upaya dalam proporsi dan dengan usaha yang mereka pergunakan.
c.
Teori
harapan
Teori ekspentasi menyatakan bahwa motivasi kerja dideterminasi oleh
keyakinan-keyakinan sehubungan dengan upaya-kinerja, dan didambakannya berbagai
macam hasil kerja, yang berkaitan dengan tingkat kinerja yang berbeda-beda.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teori-teori tersebut berdasrkan logika:
“Orang-orang akan melakukan apa yang dapat mereka lakukan, apabila mereka
berkeinginan melakukannya”.
Menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternative
tingkahlaku, berdasarkan harapannya apakah ada keuntugan yang diperoleh dari
tiap tingkahlaku.
Teori harapan berpikir atas dasar:
1)
Harapan
hasil prestasi
Individu mengharapkan kosekuensi tertentu dari
tingkahlaku mereka. Harapan ini nantinya akan mempengaruhi keputusan mereka
tentang cara bertingkah laku.
2)
Valensi
Hasil dari
suatu tingkah laku tertentu mempunyai valensi atau kekuatan untuk memotivasi,
yang berfariasi dari satu individu yang lain.
3)
Harapan prestasi usaha
Harapan
orang mengenai seberapa sulit untuk melaksanakan tugas secara berhasil dan
mempengaruhi keputusan tentang tingkah laku.
Tingkah
laku seseorang sampai tingkat tertentu akan tergantung pada tipe hasil yang
diharapkan. Beberapa hasil berfungsi sebagai imbalan intrinsic-imbalan yang
“didasarka” langsung oleh orang yang bersangutan, imbalan ekstrinsik,
sebagainya, seperti bonus, pujian atau promosi diberikan oleh pihak luar,
seperti supervisor atau kelompok kerja.
d.
Teori penguatan
Penguatan adalah segala sesuatu yang digunakan seorang pemimpin untuk
meningkatkan atau mempertahankan tanggapan khusus individu. Jadi menurut teori
ini, motivasi seseorang bekerja tergantung pada penghargaan yang diterimanya
dan akibat dari yang akan dialaminya nanti.
Teori penguatan, yang dikaitkan dengan ahli psikologi B. F skinner
dengan teman-temannya, menunjukan bagaimana konsekuensi tingkah laku dimasa
lampau yang mempengaruhi tindakan pada masa depan dalam proses belajar siklis.
Proses ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
Dalam pandangan ini, tingkah laku sukarela
seseorang terhadap suatu situasi atau peristiwa merupakan penyebab dari
konsekuensi tertentu.
Ada empat
jenis penguatan , yaitu :
1)
positive
reinforcemen (penguatan positif), yaitu penguatan yang dilakukan kearah kinerja
yang positif;
2)
negative
reinforcemen (penguatan negatif), yaitu penguatan yang dilakukan karena
mengurangi atau menghentian keadaan yang tidak disukai.misalnya, berupaya
cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan karena tidak tahan dengan keadaan pasien
3)
extinction
(perbedaan), yaitu tidak mengukuhkan suatu perilaku, sehingga perilaku tersebut
mereda atau punah sama sekali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi perilaku yang
tidak diharapkan
4)
punishment,
yaitu konsekuensi yang tidak menyenagkan dari tanggapan perilaku tertentu.
Teori penguatan menyangkut ingatan orang mengenai
pengalaman rangsangan respon konsekuensi. Menurut teori penguatan, seseorang termotivasi kalau dia memberikan
respon pada rangsangan dalam pola tingkah laku konsisten sepanjang waktu.
3. Jenis-jenis
Motivasi Kerja
Berdasarkan pengertian dan analisa tentang motivasi yang
telah dibahas dimuka, maka pada pokoknya motivasi dibagi menjadi dua jenis
yaitu :
a.
Motivasi
Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup
di dalam situasi kerja dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi ini sering juga
disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri
sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi intrinsic
adalah motivasi yang hidup dalam diri individu dan berguna dalam situasi kerja
yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak
diperlukan karena tidak akan menyebabkan individu bekerja untuk mendapatkan
pujian atau hadiah itu.
b.
Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang disebabkan oleh faktorfaktor dariluar. Motivasi ekstrinsik tetap
diperlukan sebab tidak semua pekerjaan dapat menarik minat bawahan atau sesuai
dengan kebutuhan. Dalam keadaan ini motivasi terhadap pekerjaan perlu
dibangkitkan oleh manajer agar mereka mau dan ingin bekerja secara lebih baik.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Menurut
Frederick Herzberg mengembangkan teori hirarki kebutuhan Maslow
menjadi teori dua factor tentang motivasi. Dua factor ini dinamakan pemuas
(motivatin vactor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan
factor pemeliharaan (maintenance factor) yang disebutkan dengan disatisfier
atau extrinsic motivatin.
Faktor
pemuas yang disebut juga motivation yang merupakan faktor pendorong untuk
berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi
intrinsik) antara lain:
a.
Prestasi
yang diraih (achievement)
Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah
kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”.
Sedangkan pengertian prestasi
menurut A. Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability)
yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186)
“Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”. Sedangkan menurut
W.S Winkel
Dari
beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan
suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.
(1996:165) “Prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai. (dalam
http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/ pengertian-prestasi.html)
Setiap orang tentu
menginginkan keberhasilan dalam setiap kegiatan/tugas
yang
dilaksanakan. Pencapaian prestasi atau keberhasilan (achievement) dalam melakukan
suatu pekerjaan akan menggerakkan yang bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas
berikutnya (Saydam, 1996:246). Dengan demikian prestasi yang dicapai dalam pekerjaan
akan menimbulkan sikap positif, yang selalu ingin melakukan pekerjaan
dengan penuh tantangan.
Sesorang yang
memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan dapat mendorongnya
untuk mencapai sasaran. Menurut David McCleland bahwa tingkat “needs of Achievement”
(n-Ach) yang telah menjadi naluri kedua merupakan kunci keberhasilan
seseorang (dalam Siswanto, 1989:245). Kebutuhan berprestasi biasanya dikaitkan
dengan sikap positif, keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan. (dalam www.damandiri.or.id
/file/samsudinunairbab2.pdf)
b.
Pengakuan
orang lain (recognition)
Seperti dikemukakan oleh Maslow, bahwa setiap
manusia mempunyai kebutuhan sense of belonging (rasa ingin dihargai). Pengakuan
terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa
melebihi kepuasan yang bersumber dari pemberian kompensasi. (Saydam, 1996:247).
Menurut Simamora (1995:421), pengakuan merupakan kepuasan yang diperoleh
seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan atau
fisik dimana orang tersebut bekerja, yang masuk dalam kompensasi non finansial.
Seseorang yang memperoleh pengakuan atau
penghargaan akan dapat meningkatkan semangat kerjanya. Menurut Soeprihanto
(1998:35) : “Kebutuhan akan harga diri/penghormatan lebih bersifat individual
atau mencirikan pribadi, ingin dirinya dihargai atau dihormati sesuai dengan
kapasitasnya (kedudukannya), sebaliknya setiap pribadi tidak ingin dianggap
dirinya lebih rendah dari yang lain. Mungkin secara jabatan lebih rendah tetapi
secara manusiawi setiap individu (pria atau wanita) tidak ingin direndahkan.
Oleh sebab itu pimpinan yang bijak akan selalu
memberikan pengakuan/ penghargaan kepada karyawan yang telah menunjukkan
prestasi membanggakan sebagai faktor motivasi yang efektif bagi peningkatan
prestasi kerja pegawainya. (dalam
www.damandiri. or.id /file/samsudinunairbab2.pdf)
c.
Tanggung
jawab (responsibiliti)
Menurut Flippo (1996:105), bahwa tanggung
jawab adalah merupakan kewajiban seseorang untuk melaksanakan fungsi-fungsi
yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima.
Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan/organisasi ingin dipercaya
memegang tanggung jawab yang lebih besar dari sekedar apa yang telah
diperolehnya. Tanggung jawab bukan saja atas pekerjaan yang baik, tetapi juga
tanggung jawab berupa kepercayaan yang diberikan sebagai orang yang mempunyai
potensi. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang
mempunyai potensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan
siap memikul tanggung jawab yang lebih besar. (Saydam, 1996:248). (dalam www.damandiri.or.id/file/samsudinunairbab2.pdf)
d.
Peluang
untuk maju (advancement)
Peluang untuk maju (advance) merupakan
pengembangan potensi diri seseorang karyawan dalam melakukan pekerjaan (Saydam,
1996:246). Setiap karyawan tentunya menghendaki adanya kemajuan atau perubahan
dalam pekerjaannya yang tidak hanya dalam hal jenis pekerjaan yang berbeda atau
bervariasi, tetapi juga posisi yang lebih baik. Setiap karyawan menginginkan
adanya promosi ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan peluang untuk
meningkatkan pengalamannya dalam bekerja. Peluang bagi pengembangan potensi
diri akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih baik.
Menurut Pigors dan Myers (1984 : 302) promosi
merupakan kemajuan karyawan ke pekerjaan yang lebih dalam bentuk tanggung jawab
yang lebih besar, prestise atau status yang lebih, skill yang lebih besar, dan
khususnya naiknya tingkat upah atau gaji. Ada beberapa alasan menurut Mosir
(1987 : 175) perlunya promosi diprogramkan dengan baik oleh organisasi sebagai
berikut :
a. Promosi
adalah jenjang kenaikan pegawai yang dapat menimbulkan kepuasan pribadi dan
kebanggaan.
b. Promosi
menimbulkan pengalaman dan pengetahuan baru bagi pegawai dan hal tersebut akan
merupakan daya dorong bagi pegawai yang lain.
c. Promosi
dapat mengurangi angka permintaan berhenti pegawai (labor turnover).
d. Promosi
dapat membangkitkan semangat kerja pegawai dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi yang mereka juga berkepentingan.
e. Adanya
peluang promosi membangkitkan kemauan untuk maju pada pegawai itu sendiri dan
juga menimbulkan kesungguhan dalam mengikuti pendidikan dan latihan yang
diselenggarakan oleh organisasi.
f. Promosi
dapat menimbulkan keunggulan berantai dalam organisasi karena timbulnya
lowongan berantai. (dalam
www.damandiri.or.id/ file/samsudinunairbab2.pdf)
e.
Kepuasn
kerja itu sendiri (the work it self)
Pekerjaan itu sendiri menurut Herzberg
merupakan faktor motivasi bagi pegawai untuk berforma tinggi. Pekerjaan atau
tugas yang memberikan perasaan telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik,
tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai, merupakan faktor motivasi, karena
keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk berforma tinggi. (Leidecker
& Hall dalam Timpe, 1999 : 13).
Suatu pekerjaan akan disenangi oleh seseorang
bila pekerjaan itu sesuai dengan kemampuannya, sehingga dia merasa bangga untuk
melakukannya. Pekerjaan yang tidak disenangi kurang dan menantang, biasanya
tidak mampu menjadi daya dorong, bahkan pekerjaan tersebut cenderung menjadi
rutinitas yang membosankan dan tidak menjadi kebanggaan. (Saydam, 1996:245).
Melalui teknik pemerkayaan pekerjaan dapat
menjadi sarana motivasi pegawai dengan membuat pekerjaan mereka lebih menarik,
dan membuat tempat kerja lebih menantang dan memuaskan untuk bekerja. (Grensing
dalam Timpe, 1996:81). (dalam
www.damandiri.or.id/file/ samsudinunairbab2.pdf)
Sedangkan
factor pemeliharaan (meintanance factor) disebut juga nigiene factor merupakan
factor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan
karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman, dan
kesehatan. Factor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidak puasan) yang
merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingket rendah yang dikualifikasikan dalam
factor ekstrinsik, meliputi:
a.
Kompensasi
b.
Keamanan
dan keselamatan kerja
c.
Kondisi
kerja
d.
Status
e.
Prosedur
perusahaan
Mutu dari supervise teknis dari hubngan interpersonal diantara teman
sejawat, dangan atasan, dan dengan bawahan.
5.
Manfaat motivasi kerja
Manfaat motivasi yang
utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara
itu manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang temotivasi
adalah pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan
diselesaikan dengan standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah
ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya.
Sesuatu yang dikerjakan
karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya.
Orangpun akan merasa dihargai/diakui, hal ini terjadi karena pekerjaannya itu
betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi, sehingga orang tersebut akan
bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi
menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan.kinerjanya akan dipantau oleh
individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan
serta semangat juangnya akan tinggi (dalam http://dspace.widyatama.ac.id/ bitstream /handle/10364/538/p0010.pdf?sequence=1)
B.
PERAWAT
1. Pengertian Perawat
Perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang keperawatan yang
program pendidikannya telah disyahkan oleh pemerintah, sedangkan perawat
profesional adalah perawat yang mengikuti pendidikan keperawatan
sekurang-kurangnya Diploma III keperawaatan. Keperawatan sebagai profesi
terdiri atas komponen disiplin dan
praktik (Gartinah.dkk, 1999).
Karakteristik keperawatan
sebagi profesi menurut Gillies (1996) yaitu :
a.
Memiliki ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia
yang sistemis dan khusus.
b.
Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tubuh
manusia secara konstan melalui penelitian.
c.
Melaksanakan pendidikan melalui pendidikan
tinggi.
d.
Menerapkan
ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia dalam pelayanan,.
e.
Berfungsi
secara otonomi dalam merumuskan kebijakan dan pengendalian praktek professional.
f.
Memberikan pelayanan untuk kesejahteraan
masyarakat diatas kepentingan pribadi, berpegang teguh pada tradisi leluhur dan
etika profesi.
g.
Memberikan
kesempatan untuk pertumbuhan profesional dan mendokumentasikan proses perawatan
2. Peran dan fungsi perawat
Gartinah,dkk (1999) mengemukakan bahwa dalam praktek keperawatan, perawat
melakukan peran dan fungsi sebagai berikut :
a.
Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan
langsung kepada pasien dengan menggunakan proses keperawatan.
b.
Sebagai advokat pasien, perawat berfungsi sebagai
penghubung pasien dengan tim kesehatan yang lain, membela kepentingan pasien
dan membantu klien dalam memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang
diberikan. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara
sumber dan fasilitator dalam pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan
yang harus dijalani oleh pasien atau keluarganya.
c.
Sebagai pendidik pasien, perawat membantu pasien
meningkatkan kesehatannya melalui
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik
sehingga pasien dan keluarganya dapat menerimanya.
d.
Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan semua
sumber-sumber dan potensi yang ada secara terkoordinasi.
e.
Sebagai kolaborator, perawat bekerja sama dengan
tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan
asuhan keperawatan guna memenuhi kesehatan pasien.
f.
Sebagai
pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah
laku dan meningkatkan keterampilan pasien atau keluarga agar menjadi sehat.
g.
Sebagai pengelola, perawat menata kegiatan dalam
upaya mencapai tujuan yang diharapkan yaitu terpenuhinya kepuasan dasar dan
kepuasan perawat melakukan tugasnya.
3. Tanggung jawab perawat
Secara umum perawat mempunyai tanggung jawab
dalam memberikan asuhan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan
meningkatkan diri sebagai profesi. Tanggung jawab memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien mencakup aspek bio-psiko-kultural-spiritual dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasarnya dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi :
a.
Membantu pasien memperoleh kesehatannya.
b.
Membantu pasien yang sehat untuk memelihara
kesehatannya.
c.
Membantu pasien yang tidak bisa disembuhkan untuk
menerima kondisinya.
d.
Membantu pasien yang menghadapi ajal untuk memperlakukan
secara manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal.
4. Lingkup kewenangan perawat
Gartinah,dkk (1999) membagi kewenangan perawat
menjadi lima, yaitu :
a.
Melaksanakan pengkajian
perawat terhadap status bio-psiko-sosio-kultural spiritual pasien.
b.
Merumuskan diagnosis
keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan utama yaitu tidak terepenuhinya
kebutuhan dasar pasien.
c.
Menyusun rencana tindakan keperawatan.
d.
Melaksanakan tindakan keperawatan.
e.
Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
3 komentar:
semoga ini semua bermanfaat...
Anwark Xgoldarea...
Ngeri lagi blogmu eee.. mengaku lagi nake..
Hanya percobaan Bang, tapi sepertinya dapat dimanfaatkan buat masa depan..
hehehehe
Posting Komentar